607 0

Islam Nusantara sesungguhnya bukan barang baru. Ia adalah kristalisasi gerakan kultural keislaman yang sudah lama dibangun dan diwariskan oleh para pembawa Islam terlebih dahulu yang kemudian ditradisikan oleh ulama-ulama NU.

Demikian disampaikan mantan Rais Syuriyah PCINU Jerman Syafiq Hasyim pada Halaqah Kebangsaan bertajuk Islam Nusantara yang digelar oleh Fraksi PKB DPR RI di Jakarta, Rabu (19/8). Hadir pula dalam kesepatan itu rais aam PBNU terpilih KH Ma’ruf Amin dan pengurus PCINU Amerika yang juga kandidat doktor di Universitas Pennsylvania, AS, Akhmad Sahal.

Persoalnnya kemudian, kata Syafiq, yang lebih penting untuk diperhatikan adalah pilihan aksi yang akan diperankan oleh Islam Nusantara. Sangat disayangkan jika Islam nusantara hanya berhenti sebatas wacana. Ia harus menjadi nadi aktivitas keberagamaan umat Islam di Indonesia.

“Islam nusantara harus menjadi identitas dan karakteristik umat Islam Indonesia. PR ke depannya adalah bagaimana kita menata gerakan bagiamana yang ideal bagi keberlangsungan Islam Nusantara,” imbuhnya.

Kiai Ma’ruf Amin dalam kesempatan itu berpendapat bahwa Islam Nusantara harus lebih digali lagi sebagai perilaku bangsa. Ia memaparkan, ada tiga domain wilayah yang harus seimbang dijalankan sebagai ciri utama. Tiga aspek tersebut meliputi aspek pemikiran (fikrah), aspek gerakan (harakah), dan juga aspek perbuatan (amaliyah).

“Pada aspek pemikiran Islam Nusantara tidak tekstual dan juga tidak liberal, ia bersifat moderat. Sementara pada aspek gerakan semangat yang dibangun adalah untuk menyebarkan kemaslahatan (ishlahiyyah). Dan adapun pada aspek perbuatan, Islam Nusantara harus tetap melestaraikan tradisi yang baik sekaligus mengembangkan serta membuat inovasi yang lebih baik lagi.

(Visited 326 times, 1 visits today)

Category:

Agama