393 0

Mengawali kepengurusan baru periode 2015-2020, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menggelar pertemuan dengan beberapa tokoh lintas agama. Dalam acara yang dibalut diskusi bertajuk “Pancasila Rumah Kita, Perbedaan Adalah Rahmat”, Ketua Panitia Acara mengatakan tujuan diadakan halaqoh ini ingin meneguhkan komitmen kebangsaan NU. Rabu, 26 Agustus 2015

“Bahwa modal bangsa Indonesia jika ingin maju adalah meneguhkan Pancasila sebagai pedoman dasar dalam membangun bangsa. Selain itu, Pancasila dalam perspektif islam sudah bentuk sangat final karena sesuai dengan al qur’an,” tutur Helmy Faishal yang juga sekjen PBNU saat memberikan sambutan pada acara kemarin.

Dalam acara tersebut, hadir sebagai narasumber, Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj, Sekretaris Konferensi Wali Gereja Indonesia Romo Edy Purwanto, perwakilan Persekutuan Gereja Indonesia Pendeta Albertus Patty, dan perwakilan Walubi Bhiksu YM. Dutavira Mahastavira.

Di Kesempatan itu, Kang Said (sapaan akrab Said Aqil Siradj) mengatakan NU selalu berkomitmen untuk menjaga kesatuan, persatuan dan kedaulatan bangsa ini. Politik kebangsaan yang telah dicontohkan para kiai NU, perlu terus diaktualisasikan dalam konteks yang segar.

“Islam nusantara menyebarkan islam dengan akulturasi tradisi dan budaya setempat bukan memberangusnya. Berbicara perbedaan agama, sudah final. Yang berpikir mengkotak-kotakkan, itu ngajinya belum tentu sudah khatam,” kata Said Aqil.

Selain itu, bagi NU, Kang Said menilai perbedaan agama tidak semestinya menjadi sebuah konflik ataupun pertentangan. NU selalu menekankan Islam Nusantara, di manapun berada karena islam yang dibawa walisongo bukan memberangus budaya dan tradisi nusantara akan tetapi melebur selama tidak bertentangan dengan syariat.

“Islam Nusantara intinya tidak berbeda jauh dengan pemahaman Pancasila. Sehingga, menambahkan Islam Nusantara merupakan warna dalam kehidupan sehari-hari untuk saling menghormati dan bergotong royong,” tukas Kyai kelahiran Cirebon tersebut.

(Visited 146 times, 1 visits today)

Category:

Agama