Sabtu, 13 Februari 2016, Sekretaris Jenderal PBNU H. A. Helmy Faishal Zaini menggelar selamatan aqiqah putri kembarnya. Kang Helmy baru saja di anugerahi oleh Allah SWT putri kembar yang diberi nama Sayyidah Aisyah Alhumaira (Asya) dan Sayyidah Fatimah Azzahra (Azza).
Dalam pengantar sebagai tuan rumah, Kang Helmy menceritakan penantiannya selama 8 tahun mendambakan keturunan. Selama itu pula tidak pantang putus asa, segala usaha dilakukan disertai doa orang tuanya.
“Segala cara mulai dari medis profesional hingga alternatif saya coba. Mulai dari dukun di Papua hingga pada akhirnya setelah ibadah umroh sowan ke salah satu Syaikh di Mesir saya minta di doakan hajat ingin punya anak. Alhamdulillah beliau mendoakan dan bilang akan punya keturunan dengana berpesan jika lahir kasih nama keluarga di sekitar Rasulullah SAW,”
Sementara itu, Ketua Umum PBNUProf. Dr. KH. Said Aqil Siroj dalam tausiahnya menuturkan bahwa aqiqah merupakan sunnah muakad(sunnah yang dianjurkan) terutama bagi orang yang mampu. Menurutnya aqiqah untuk menyambungkan nasab dengan keluarga besar baik di dunia terutama di akherat.
“Kalau tidak diaqiqahi takutnya nanti di akherat tidak diakui sebagai orang tuanya karena tidak di aqiqahi. Kalau putri nyembelih kambing 1 ekor, kalau putra 2 ekor, nah kalau putri kembar ya 2 ekor kambing,” tutur Kiai Said.
Kiai Said juga menyinggu perbedaan budaya aqiqah di Timur Tengah dengan di Indonesia. Ia menambahkan kalau di Arab, daging kambing dibagikan ke tetangga dalam kondisi masih mentah, kalau di Indonesia dimasak lebih dahulu. “Itulah keindahan islam nusantara, jadi gulai dan sate dan mengundang tetangga untuk berdoa dan bersholawat memohon pada Allah SWT agar menjadi putri yang soleha dan kalau putra jadi soleh,” imbuhnya.
Menurutnya keturunan putra dan putri sama saja, jika bisa menjadi kebanggaan kedua orang tua. Pendiri, lanjutnya Pesantren Lirboyo KH. Abdul Karim tidak memiliki putra tapi mendapatkan menantu sekaliber KH. Mahrus Ali.