60 0

Ketua Umum Koordinasi Nasional Garda Bangsa Cucun Ahmad Syamsulrijal menyebut, kaum muda harus punya andil dalam kontestasi politik 2019. Dia menilai, hal ini perlu dilakukan, mengingat persoalan populisme politik dan bangkitnya ideologi anti Pancasila manjadi ancaman bagi demokrasi di Indonesia.
Menurutnya, kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2019 merupakan sarana untuk menyeleksi hadirnya sosok kaum muda yang bisa membawa perubahan masa depan Indonesia.

“Di tengah kontestasi, ada sesuatu yang penting, yakni membangun nalar kebangsaan, dalam hal ini poros dan peran kaum muda diperlukan agar perhelatan akbar seperti pilpres bisa mengadirkan sosok yang bisa membawa perubahan masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujarnya dalam diskusi bertajuk Anak Muda Bicara Ca(WA)Pres 2019, di Kawasan Gondangdia, Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Cucun berharap, kaum muda atau generasi milenial yang duduk di organsiasi ekstra kampus harus bangkit menguraikan persoalan kebangsaan ini. Dia menilai, suara organsiasi ekstra kampus saat ini kalah lantang dengan kinerja laporan lembaga survei.

“Apalagi berhadapan dengan fenomena fake news atau hoaks, visi kebangsaan dan nilai perjuangan kaum muda/mahasiswa semakin tidak terdengar,” tutur dia.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, tantangan reformasi selama tiga tahun belakangan ini ialah munculnya fenomena populisme agama.

“Hubungan agama dan negara berada pada titik kritis, apalagi menguatkan ekstremisme agama menjadi tantangan tersendiri dalam perjalan demokrasi Indonesia,” pungkasnya.

Hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut antara lain Sekretarias Jedral PB PMII Sabolah al kalamby, Ketum PP HIKMAHBUDIH Sugiartana, Ketua Bidang GMKI Cornelis , Ketua bidang Politik Pemuda Katholik Frederikus L Tulis, Ketum Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Ardy Susanto.

(Visited 57 times, 1 visits today)

Category:

Berita