587 0

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PKB Nasim Khan menerangkan, pihaknya telah melakukan dialog langsung dengan pengelola tiga PG yang akan ditutup maupun dengan perwakilan petani. Semua pihak merasa heran dengan keputusan pemerintah, karena alasan yang disampaikan tidak sesuai dengan realita di lapangan.

“Khusus untuk Kabupaten Situbondo, saya kira jangan sampai membuat kesalahan lagi sebagaimana telah terjadi saat penutupan PG Deemas besuki Situbondo dan PG di Kecamatan Mangaran Situbondo. Sebab, keputusan tersebut telah sukses memiskinkan dan pengangguran ribuan masyarakat sekitar menjadi sampah kabupaten serta menelantarkan aset yg sangat besar. Makanya dengan alasan apapun, penutupan tiga PG ini kita tolak, jangan sampai terjadi,” tegasnya.

Apalagi, lanjut pria asal Kecamatan Asembagus tersebut, setelah dipelajari, dari tiga PG yang direncakan ditutup ternyata masih produktif dan mampu memberikan keuntungan dari laba kotor. Misalnya saja PG Wringinanom, produksi tebunya pertahun mencapai 1,6 juta kuintal. PG Olean 1,1 hingga 1,2 juta kuintal. Sedangkan produksi gula di PG Panji sebanyak 3 juta kuintal per tahun.

“Artinya jika nanti ditutup, maka kita akan kehilangan kurang lebih 5,7 juta kuintal pertahun,”terangnya. Lebih lanjut Nasim menambahkan, kita juga harus menekan kerugian mengikuti standart biaya sdm krn saat ini sangat besar sampai 50%.

Dia menegaskan, ketika para petani sudah menjamin ketersediaan lahan dan tidak akan mengirimkan tebunya ke luar daerah, maka pemerintah juga harus melakukan hal yang bersinergi demi tidak ditutupnya tiga PG di Situbondo. Misalnya dengan melakukan revitalisasi mesin/alat di PG atau membangun pabrik modern di Situbondo bukan malah diluar kabupaten yangg tidak produktif serta kualitas baik dari Sumber Daya Alamnya.

“Karena PG yang ada di Kabupaten Situbondo ini bisa dikembangkan juga menjadi PG Rafinasi terbesar minimal di Jawa karena masih mempunyai alat-alatnya. Selain itu, melakukan revitalisasi & solusi terbaik ini merupakan solusi konkrit dibanding harus menutup PG dengan dampak yang luas seperti penutupan PG Demas tempo dulu,” papar Nasim Khan.

Nasim menekankan, pengembangan produksi gula di Situbondo masih sangat menguntungkan ke depan untuk menunjang kebutuhan nasional serta program swasembada pangan Indonesia. Apalagi jika petani tebu difasilitasi kemudahan mengakses kredit usaha tani yang sangat sulit, juga hampir tidak ada sama sekali saat ini. Padahal ibu menteri menjamin berkali-kali pada saat kunjungan ke Situbondo. Kita hanya tidak ingin, kebijakan pemerintah tidak berpihak kepada masyarakat. Jangan karena persoalan kepentingan ekonomi tertentu apalagi kepentingan perorangan mengabaikan sosial ekonomi masyarakat, pungkasnya. Apalagi kab Situbondo sangat berbeda segala halnya dgn yg lain, Kota Santri Bumi Shalawat Nariyah, Kota Gula. http://www.pkbtv.com

Category:

Laporan Reses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*